Saturday, 30 May 2015

Tebu baru ++ 2015

Silah di Lihat Nih yang di Bawah ini SS(screen shoot)nya klo gak tau artinya SS itu artinya photonya:

1.





Nih Video nya:
Nih Juga:
Read More

Monday, 25 May 2015

Perbedaan Beras Plastik dan Beras Asli

Hati-hati Beras Palsu dari Plastik Buatan China!

Nampaknya masyarakat harus ekstra waspada dan hati-hati dalam memilih beras untuk dikonsumsi. Pasalnya, beras palsu yang terbuat dari limbah plasktik buatan China sudah mulai beredar di pasaran. Bisa jadi, beras palsu ini juga sudah masuk Indonesia.
Berdasarkan dari keterangan media Singapura, China sedang memproduksi beras palsu. Beras palsu ini sedang didistribusikan di kota Cina Taiyuan, di provinsi Shaanxi. Bahkan diindikasikan beras-beras tersebut juga diekspor.
Beras palsu ini terbuat dari gabungan kentang, ubi jalar dan limbah plastik yang direkayasa sedemikan rupa sehingga berbentuk menyerupai beras. Tidak hanya itu, produsen beras palsu ini juga menambahkan resin sintetis industri. Resin sintetis ini dikatakan sangat berbahaya jika dikonsumsi karena bisa memicu kanker.
Biaya produksi beras palsu yang rendah dikhawatirkan menarik pedagang grosir untuk menjualnya secara massal agar bisa meraih keuntungan lebih besar. Karenanya kewaspadaan konsumen harus ditingkatkan agar tidak menjadi korban beras palsu ini.
Sekedar info,

Di tahun 2012 ini Indonesia impor beras dari Negeri Tirai Bambu, China sekitar 496,6 ton dengan nilai 1,8 juta dollar (Rp 16,2 miliar). Belum dipastikan apakah beras palsu ini sudah beredar di Indonesia atau belum.
Untuk membedakan antara beras palsu dengan beras asli sangat sulit saat masih mentah. Tapi setelah dimasak, beras palsu dapat dibedakan dengan beras asli dari rasanya. Beras palsu akan terasa keras dan kenyal atau serasa masih ada bagian yang mentah padahal proses memasaknya sama. Sedangkan beras asli lebih terasa empuk dan lembut saat di kunyah.
“Makan tiga mangkuk nasi palsu ini sama saja dengan makan satu kantong plastik,” kata salah seorang penjabatRestoran China Association. Menurutnya, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait pabrik yang memproduksi beras palsu itu.
Sebelumnya, China juga dikabarkan telah membuat telur ayam palsu dari plastik. Bahkan terlur palsu ini juga sempat beredar di Indonesia. Apakah beras palsu ini juga akan beredar di Indonesia?
Meski kelihatannya belum beredar di Indonesia, ada baiknya jika Anda tetap waspada dalam membeli beras. Terutama beras impor yang harga jualnya murah.
Read More

berbagai maca Penyakit Di dalam tanaman jagung

 Gejala penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih sampai kekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah  pada pagi hari di sisi bawah daun jagung terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur. Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai  pada umur  masih muda biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.  
Penyebab Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan  Peronosclerospora  philippinensis  yang luas sebarannya, sedangkan  Peronosclerospora sorghii  hanya ditemukan di dataran tinggi Berastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.
Penyakit ini menyerang tanaman jagung terutama pada masa vegetatif dengan serangan tertinggi pada tanaman saat berumur 20-40 hst.
PENGENDALIAN : seed treatment pada benih dg fungisida sebelum di tanam , penyemprotan rutin seminggu sekali dg fungisida sejak tanaman tumbuh hingga berumur 50 hst, kurangi pupuk yang mengandung NITROGEN tinggi,gunakan pupuk kompos sebelum tanam.
2. Bercak daun   
Gejala  Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya yaitu ras O, bercak berwarna coklat kemerahan' Ras T bercak berukuran lebih besar , berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih virulen dibanding ras O dan pada bibit jagung  yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3_4 minggu setelah tanam.  Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak  dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji dan tongkol). Permukaan biji  yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar. Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di lapang atau pada biji di penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung. Penyebab penyakit bercak daun adalah :  Bipolaris  maydis Syn.  Pada B. maydis ada dua ras yaitu ras O dan ras T  
Cara pengendalian : 
Menanam varietas tahan
Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun          
Penggunaan fungisida
3. Hawar daun  Gejala : Pada awal infeksi  gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang  berbentuk  ellips dan berkembang menjadi  nekrotik dan disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercak muncul awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot. Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman  pada  daun  atau  pada sisa sisa tanaman di lapang.   Penyebab penyakit hawar daun adalah :  Helminthosporium turcicum
Cara pengendalian -
- Menanam varietas tahan  
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun 
- Penggunaan fungisida
4. Karat   
Gejala   Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat  pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval  dan berperan  penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.     Penyebab penyakit karat adalah  Puccinia polysora
Cara pengendalian :
 - Menanam varietas tahan
 - Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma    
 - Penggunaan fungisida  
5. Busuk pelepah  
Gejala  Gejala penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak beraturan mula-mula  berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.  Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan  tanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapat mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan  hidup sebagai miselium dan sklerotium  pada  biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan tanah yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum utama.  Penyebab penyakit busuk  pelepah adalah Rhizoctonia solani 
Cara pengendalian : 
- Menggunakan varietas/galur yang  tahan sampai  agak tahan terhadap penyakit hawar  pelepah.
- Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
 - Lahan  mempunyai drainase yang baik. 
- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- penggunaan fungisida.
6. Busuk Batang
 Gejala Tanaman jagung tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium.
Penularan Cendawan patogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya . Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh dan menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi  ke tongkol, dan biji yang terinfeksi bila ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.  
Cara pengendalian
- Pengendalian  penyakit  busuk  batang  jagung  dapat  dilakukan dengan  menanam varietas tahan, - Pergiliran  tanaman,
- pemupukan berimbang,
- menghindari pemberian N tinggi dan K rendah,  dan  drainase yang baik.
Pengendalian  penyakit  busuk  batang  (Fusarium)  secara hayati  dapat  dilakukan  dengan cendawan antagonis Trichoderma sp

Read More

Hama Di Dalam tanaman jagung

Hama dan Penyakit Tanaman Jagung dan Pengendaliannya
Hama dan Penyakit Tanaman Jagung dan Pengendaliannya
Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya.
Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Secara tradisional 
Secara mekanisme atau penanganan secara langsung. 

1. Ulat langsung diambil dan dibasmi
2. Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai
3. Burung dengan diketapel 
  • Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung 
  • Mengusir burung, dengan dipasang orang-orangan untuk menakuti dan pergi jauh supaya tidak memakan jagung. 
  • Dengan penanaman secara serentak. 
  • Dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhimdar dari hama dan penyakit. 

2. Modern 
  • Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue. 
  • Untuk pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan. 
Misalnya, Diazinon 60 EC, Baycard 500 EC, HOpcin 50 EC, Klitop 50 EC, Mipcin 50 WP, Azodrin 15 WSC,Sedangkan yang berupa butiran adalah furadan 3G, Dharmafur, dan Curater.


1. Ulat daun (prodenia litura)

Gejala tanaman jagung yang diserang hama ulat daun adalah sebagai berikut:
  • Ulat dau menyerang bagian pucuk daun.
  • Umur tanaman yang diserang ulat daun sekitar 1 satu bulan
  • Daun tanaman bila sudah besar menjadi rusak.
Pencegahan dxengan penyemprotan insektisida folidol, basudin, diazinon dan agrocide dengan ukuran 1,5 cc dalam tiap 1 liter air.

2. Lalat bibit
  • Disebabkan oleh lalat bibit (Atherigona exigua)
  • Gejala yang dialami tanaman jagung adalah ada bekas gigitan pada daun, pucuk daun layu, dan akhirnya tanaman jagung mati.
  • Pengendalian dengan menghembuskan HCH 5% pada saat berumur 5 hari. Atau pengobatan dengan penyemprotan insektisida Hostathion 40EC, sebanyak 2cc tiap liter air dengan volume semprotan 100 liter tiap hektar lahan jagung.
3. Ulat agrotis
  1. Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati.
  2. Agrotis sp. Melakukan penyerangan pada malam dan siang hari. Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu:
  • Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan didaerah dataran tinggi. 
  • Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah 
  • Agrotis interjection, berwarna hitam, banyak terdapat di pulau jawa 
  • Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat digunakan 500 liter larutan

4. Penggerek daun dan penggerek batang
  1. Bagian tanaman jagung yang diserang oleh ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis adalah ruas batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.
  2. Gejala tanaman menjadi layu.
  3. Penanggulangan dengan menggunakan insektisida Azodrin 15 WSC dengan dosis 30 liter dalam 10 liter air.
5. Ulat tongkol (Heliothis armigera)

  1. Gejalanya dapat dilihat dengan adanya bekas gigitan pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol jagung.
  2. Ulat tongkol menyerang/masuk dalam tanaman jagung melalui tongkol, baru memakan biji jagung.
  3. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi.
  4. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi.
  5. Sebaiknya dilakukan pada saat tanaman jagung masih berbunga, jangan menjelang panen, sebab dapat membahayakan kita yang ikut mengkonsumsi jagung karena residu dari insektisida tersebut.
 Penyakit pada tanaman jagung, yaitu:

1. Hawar daun atau karat daun
Penyakit hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

a. Hawar daun turcicum 
  • Gejala penyakit ini berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong, berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak menjadi besar dan berwarna coklat. Bentuk seperti kumparan, bila parah daun seperti terbakar. 
  • Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum. 
b. Hawar daun maydis 
  • Gejala yang dialami berupa bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. 
  • Bila parah dapat sampai ke jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan dapat mati. 
c. Hawar daun corbonum 
  • Gejala berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan mematikan daun. 
  • Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola yang tumbuh di daerah yang dingin, bersuhu rendah, lembab dan di daerah dataran tinggi. 
  • Pengendalian dengan fungisida atau dengan thiram dan karboxin, serta dengan pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55 derajat celcius. 

2. Bulai 
  • Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan atau jamur sclerospora maydis 
  • Gejala berupa daun tanaman jagung berwarna kuning keputih-putihan bergaris, sejajar dengan urat daun dan tampak kaku. 
  • Pencegahan dengan pemberian Ridomil 35 SD pada benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung. 
Tanaman jagung yang mengalami kekurangan zat makanan akan mengalami berbagaib gangguan antara lain:

1. Kekurangan nitrogen (N)
Akibat kekurangan unsure Nitrogen adalah tumbuhan menjadi kerdil, kurus, dan daun berwarna hijau kekuningan. Akibat yang paling parah tumbuhan jagung tidak berbuah.

2. Kekurangan fosfor (P)
Kekurangan Fosfor juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun agak ungu dan kaku. Pertumbuhan tongkol terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.

3. Kekurangan kalium (K)
Gejala yang tampak adalah ujung bagian bawah daun menguning dan mati. Tumbuhan menghasilkan buah yang kecil dan ujungnya runcing.

4. Kekurangan Kalsium (K)
Kekurangan kalsium menyebabkan daun mudanya tidak muncul dari ujung tanaman, daun agak kaku, berwarna kuning kehijauan dan kerdil.

5. Kekurangan Magnesium (Mg)
Tanaman jagung yang kekurangan magnesium, biasanya kerdil, bagian atas daun berwarna kuning. Dengan bergaris-garis tak normal berwarna putih. Daun yang tua berubah warna menjadi ungu kemerahan pada bagian tepid an ujung daun.

6. Kekurangan belerang (S)
Gejala yang tampak pada tanaman jagung yang kekurangan belerang adalah seluruh daunnya berubah warna menjadi kuning, baik dari daun yang muda sampai yang tua. Gejala lain adalah tubuh tanaman jagung menjadi kerdil dan tidak/terlambat berbunga.

7. Kekurangan Seng (Zn)
Gelala penyakit ini dilihat setelah tanaman berumur 2 minggu yaitu pada tengah daun terdapat garis kuning sepanjang tulang daun, sedangkan bagian tepi daun tetap hijau

8. Kekurangan zat besi (Fe)
Gejala penyakit ini dapat dilihat pada daun tanaman jagung bagian atasnya hijau pucat sampai putih di antara urat-urat daun.

9. Kekurangan tembaga (Cu)
Gejala penyakit ini muncul dengan diawali mengeringnya daun termuda, kemudian tanaman jagung menjadi kerdil dan daun yang tua mati.
Gejala yang lain adalah batang jagung menjadi lunak sehingga mudah bengkok atau roboh terkena angin.
Read More

Hama yang Ada dalam tanaman Vanili

Hama Tanaman Vanili


Dalam usaha budidaya tanaman, hama merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan budidaya. Hama baik langsung maupun tidak langsung berperan serta dalam menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil panen tanaman yang dibudidayakan. Kaitannya dengan usaha budidaya tanaman vanili, hama juga sering menimbulkan kegagalan panen. Beberapa hama tersebut antara lain:

Hama Tanaman Vanili

Bekicot
Bekicot (Achatina fulica) adalah salah satu arthropoda yang sering menjadi hama bagi usaha budidaya tanaman vanili. Bekicot memakan batang, daun, bahkan buah tanaman vanili. Serangan dan jumlah hama ini meningkat ketika musim hujan. Jika tidak dikendalikan dengan baik, hama ini akan dapat menggagalkan panen bahkan dapat merusak kebun vanili. Pengendalian serangan bekicot dapat dilakukan secara fisik-mekanis dengan mengumpulkan bekicot yang berada di sekitar kebun untuk kemudian di musnahkan atau dijadikan pakan ternak. Namun agar lebih praktis, pengendalian juga dapat dilakukan secara kimiawi dengan memanfaatkan insektisida kontak dengan bahan aktif metiocarb, copersulfate, penta chloro phenol, atau niclosamide dengan konsentrasi 2 sampai 3 ppm.

Belalang Kepinding

Belalang kepinding (Mertila sp.) adalah salah satu insekta yang menjadi hama bagi tanaman vanili. Serangga ini menyerang beberapa bagian tanaman seperti batang, daun, bunga, buah, bahkan akar dengan menghisap cairan tanaman pada bagian tersebut dengan mulutnya. Bekas hisapan tersebut meninggalkan bekas berupa bercak-bercak hitam. Pada musim hujan, bercak-bercak ini seringkali terinfeksi oleh jamur patogen dari jenis fusarium. Jika dibiarkan terus menerus bercak tersebut dapat membesar dan mengakibatkan kematian bagi tanaman. Pengendalian hama ini paling efektif dilakukan dengan aplikasi insektisida.

Kutu Lamtoro
Kutu lamtoro (Ferrisa virgata) adalah hama yang menyerang tanaman vanili secara tidak langsung. Kutu lamtoro hanya menyerang tanaman pelindung tanaman vanili dari jenis lamtoro. Meski demikian, jika terus dibiarkan serangan kutu lamtoro dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman penaung menjadi terhambat. Dan jika pertumbuhan penaung terhambat, baik secara langsung maupun tidak, produktivitas tanaman vanili yang dibudidayakan pun akan menjadi turun.

Read More

Kodisi yang paling Bagus Dalam menanam tebu

Syarat Tumbuh Tebu

Tebu tumbuh baik pada daerah beriklim panas tropika dan subtropika disekitar khatulistiwa sampai garis isotherm 20 derajat C, yakni kurang lebih diantara 39 derajat LU sampai 35 derajat LS.  Tanaman tebu banyak diusahakan di dataran rendah dengan musim kering yang nyata.  Tebu dapat ditanam dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.  Di dataran tinggi yang suhu udaranya rendah, tanaman tebu lambat tumbuh dan berendemen rendah.  Di Asia Tenggara, batas maksimum elevasi untuk pertumbuhan normal tebu adalah 600 – 700 m di atas permukaan laut.  Pada elevasi yang lebih tinggi siklus pertumbuhan akan lebih panjang dari 14 – 18 bulan.

Syarat Tumbuh Tanaman Tebu

Temperatur optimum untuk perkecambahan tebu adalah 26 - 33 derajat C dan 30 – 33 derajat C untuk pertumbuhan vegetatif.  Selama pertumbuhan tanaman sedang mengalami fase kemasakan, temperatur malam yang relatif rendah (dibawah 18 derajat C) berguna untuk pembentukan kandungan sukrosa yang tinggi.  Secara kuantitatif, tebu merupakan tanaman berhari pendek.  Rata-rata curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman tebu adalah sekitar 1800 – 2500 mm per tahun.  Dan jika curah hujan tidak mencukupi, lahan tebu harus diberi aliran irigasi.

Di samping itu, tebu memerlukan kesuburan dan sifat fisik tanah yang baik. Tebu dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah.  Namun, kondisi tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tebu dengan baik adalah kondisi tanah yang gembur, berdrainasi baik, memiliki pH 5-8, kandungan nutrisi serta senyawa organik yang banyak, dan kemampuan menahan kapasitas air yang baik.

Pertumbuhan terbaik bagi tanaman tebu adalah pada tanah lempung liat dengan solum yang dalam, lempung berpasir, dan lempung berdebu.  Pada tanah berat juga dapat ditanami oleh tanaman tebu, namun memerlukan pengolahan tanah yang khusus.  Beberapa kultivar tebu dapat tumbuh pada tanah yang berkadar garam relatif tinggi dan tergenang dalam waktu yang lama, terutama bila air mengalir. Pada pertumbuhannya, tebu menghendaki perbedaan nyata antara musim hujan dan kemarau (kering).  Selama masa pertumbuhannya tebu membutuhkan banyak air, sedangkan menjelang tebu masak untuk kemudian dipanen, tanaman tebu membutuhkan keadaan kering tidak ada hujan yang menyebabkan pertumbuhan terhenti.  Apabila hujan terus turun, maka kesempatan masak tanaman tebu terus tertunda yang mengakibatkan hasil rendemen menjadi rendah.

Read More

Hama dan Penyakit tebu


1. Hama dan Penanggulangannya. Beberapa macam hama yang sering dijumpai pada tanaman tebu adalah penggerek pucuk, pengerek batang, kutu bulu putih, tikus, uret, dan babi hutan.

a. Penggerek pucuk: Hama ini berupa ulat yang menyerang pucuk tanaman sehingga mematikan titik tumbuh. Usaha pemberantasannya menggunakan insektisida carbofulan yang dapat diberikan dengan suntikan atau taburan.
b. Penggerek batang: Hama berupa ulat ini merusak ruas-ruas batang tebu sehingga pada serangan yang parah dapat merobohkan tanaman. Usaha pengendaliannya dapat dilakukan secara hayati dengan menggunakan parasit karawai Trichograma spp., dan parasit lalat Diatraeophaga striatalis.
c. Kutu bulu putih: Pada daun-daun yang mulai Nampak ada kutu bulu putih segera dipangkas, dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dimusnahkan atau dibakar. Pada serangan yang sudah luas, pemberantasannya dapat menggunakan parasit Encarsia flavosculetan atau menggunakan insektisida sistemik misalnya fornation 825 gr/ha atau dimetroat 1000 gr/ha.
d. Uret: Hama ini menyerang akar dan pangkal tanaman tebu. Tanaman yang terserang menampakkan gejala kelayuan daun. Pemberantasan uret dengan insektisida disarankan menggunakan carbofuran 3% sebanyak 50 kg/ha. Penggunaan insektisida yang mengandung senyawa BHC hanya diperbolehkan pada lahan yang tidak ditanami tanaman pangan. Disamping secara kimiawi, pengendalian hama uret dapat dilakukan secara mekanis dengan cara mengumpulkan uret dan imagonya. Penangkapan imago harus dilakukan sebelum imago sempat kawin. Berdasarkan siklus kehidupan uret, penangkapan imago dapat dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember. Di daerah dengan serangan hama uret kuat, dianjurkan penggunaan insektisida yang berformulasi "slow release", antara lain dursban 14 S sebanyak 28 kg/ha yang diberikan di dasar juringan sebelum tebu ditanam. Insektisida ini dapat mengendalikan uret selama tiga tahun tanpa merusak perakaran tebunya.
e. Tikus: Serangan tikus di daerah-daerah tertentu terjadi hanpir setiap tahun, sehingga kemungkinan kerugian sangat besar. Pada daerah-daerah yang berbatasan dengan sawah perlu adanya kerjasama dengan petani padi untuk mengamati adanya serangan tikus pada tanaman padi. Segera setelah panen, dilakukan gropyokan dan pengasapan pada lubang-lubang persembunyian maupun pemasangan umpan beracun.

2. Penyakit dan Penanggulangannya. Beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman tebu antara lain penyakit mosaik, penyakit pembuluh, luka api (smut), blendok, dan pokahbung.
a. Penyakit mosaik: Penyebab adalah virus mosaik. Tanda-tanda penyakit ini yaitu pada daun terdapat gambaran mosaic berupa garis-garis dan noda-noda berwarna hijau muda sampai kuning. Cara pencegahan yang dilakukan selama ini adalah dengan menggunakan bibit terseleksi yang berasal dari tanaman sehat dan varietas tebu yang tahan terhadap penyakit mosaic seperti Ps 56, F 154, F 156, atau M 442-51.
b. Penyakit pembuluh: Penyebab adalah bakteri Clavibacter xylisubsp xvli. Tanaman yang terserang menampakkan gejala pertumbuhan yang kurang sempurna terutama tanaman keprasan tampak kerdil. Gejala yang khas yaitu terlihat warna jingga kemerah-merahan pada berkas-berkas pembuluh batang tebu menjelang masaknya tebu. Cara pencegahan penyakit ini antara lain dengan melakukan desinfeksi alat pemotong tebu dengan lisol 20%, penanaman dengan menggunakan bibit sehat yang diperoleh dengan perawatan air panas terhadap bibit tebu pada suhu 50°C selama 2-3 jam.
c. Penyakit luka api (smut): Penyebabnya adalah Ustilago scitamiea Syd. Gejala penyakit ini timbulnya cambuk hitam pada pucuk tebu. Pencegahannya dengan menanamkan bibit yang sehat dan varietas yang resisten, bibit didesinfeksi dengan 0,5 gr b.a/tridiamefon.
d. Penyakit blendok: Tanda-tanda serangan penyakit yang disebabkan oleh sejenis bakteri ini yaitu apabila batang dibelah tampak pembuluh-pembuluh berwarna kuning tua sampai merah tua. Usaha pencegahannya dengan desinfeksi pisau pemotong menggunakan lisol.
e. Penyakit pokahbung: Penyakit ini disebabkan oleh sejenis jamur dan terutama timbul di musim hujan. Tanda-tanda penyakit ini adalah pada daun muda terlihat memutih (chlorosis). Pada serangan yang parah, pucuk tanaman menjadi busuk, pembuluh tanaman menjadi busuk, pembuluh tanaman menjadi tidak normal bentuknya (bengkok dan luka). Pemberantasan untuk tanaman yang telah terserang dengan cara disemprot bubur Bordo 1% seminggu sekali.

3. Gangguan Gulma dan Penanggulangannya. Gangguan gulma dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar karena bisa menyebabkan penurunan bobot tebu. Pengendalian gulma disamping dengan cara menual ataupun kimiawi menggunakan herbisida, dapat pula dilakukan secara kultur teknis dengan menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menekan pertumbuhan gulma atau dengan cara mekanis dengan pembajakan dan penggaruan. Keempat cara tersebut dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara terpadu. Usaha pengendalian gulma akan dapat memberikan hasil yang baik apabila pelaksanaannya tepat waktu, cara, alat, maupun dosis dan jenis herbisida yang digunakan. Ir. Amirudin Aidin Beng, MM., Penyuluh Pertanian
Sumber: Pedoman Budidaya Tanaman Tebu Lahan Sawah, Direktorat Budidaya Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, 2006.
Read More

About Me

Tentang Kami Mocokomikblog jangan Lihat apa nama dari domainya tapi lihat apa yang di persembahkan oleh kami

MocoKomik.com

Designed ByBlogger Templates